Menavigasi Keberlanjutan Hubungan Indonesia-China dalam Sektor Pertambangan dan Energi Pasca Pemilu Tahun 2024

Isi Artikel Utama

Yusril Ihza Mahendra
Siti Muti'ah Setiawati

Abstrak

Penelitian ini bertujuan menganalisis potensi keberlanjutan hubungan Indonesia-Tiongkok dalam sektor pertambangan dan energi pasca Pemilu tahun 2024. Mempertimbangkan konsep kebijakan luar negeri negara berkebang dan konsep change and continuity, penulis berargumen bahwa hasil Pemilu 2024 kemungkinan tidak akan mengubah hubungan Indonesia-Tiongkok. Kerja sama pertambangan dan energi antara kedua negara telah memberikan keuntungan besar bagi Indonesia. Saat ini, Tiongkok masih menjadi investor Coal-Fired Power Plant (CFPP) terbesar Indonesia yang mencakup total suplai 12.949 MW dan 1.800 MW yang masih dalam proses pembangunan. Selain itu, kebijakan hilirisasi yang didukung investasi Tiongkok telah membantu Indonesia meningkatkan kapabilitas produksi domestik, sehingga mampu menghasilkan produk mineral setengah jadi seperti briket, kokas, semi-kokas, upgrading-batubara, feronikel, nikel pig iron, dan nickel matte dengan harga lebih tinggi. Pembangunan smelter dan kawasan industri skala besar juga telah menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemain penting dalam rantai produksi global yang menguasai 48.48% dari total produksi nikel dunia. Kita juga perlu mengingat bahwa saat ini indonesia masih berstatus sebagai negara berkembang yang tentu sangat berpengaruh dalam proses penetapan strategi dan tujuan kebijakan luar negerinya. Sebagai negara berkembang, pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan investasi masih akan menjadi prioritas utama pemerintah. Oleh karena itu, transisi kekuasaan dari Presiden Jokowi ke pemerintahan selanjutnya kemungkinan hanya akan membentuk pola intensification, yaitu tidak akan mengubah kebijakan luar negeri Indonesia-Tiongkok dalam sektor pertambangan dan energi. Langkah ini akan diikuti oleh penguatan tujuan, penegasan ruang lingkup, dan strategi kebijakan guna memaksimalkan kerja sama sebagai upaya memperkuat posisi kedua negara dalam rantai pasok mineral dan energi global.

Rincian Artikel

Bagian

Artikel Penelitian

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama